My Music

Sunday, March 27, 2016

Person Centered Therapy


Assalamualaikum Wr. Wb.

Pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai person centered therapy (terapi berpusat pribadi). Masih dalam rangka menyelesaikan tugas softskill, jadi langsung saja kita bahas tentang person centered therapy ini :)

Person centered therapy merupakan terapi yang dicetuskan oleh Carl Rogers. Carl Ransom Rogers lahir pada tahun 1902. Dia adalah anak keempat dari enam bersaudara dan dia dibesarkan di sebuah peternakan di Illinois. Tidak seperti Freud yang pada dasarnya merupakan seorang pakar teori dan menjadikan terapis sebagai kegiatan sekunder, Rogers merupakan terapis yang sempurna, namun tidak terlalu menyukai teori. Rogers lebih tertarik untuk membantu orang lain daripada mencari tahu mengapa mereka melakukan suatu perilaku.

Seperti kebanyakan pakar teori kepribadian, Rogers membangun teorinya berdasarkan landasan yang diperolehnya sebagai terapis. Tidak seperti sebagian besar pakar teori lainnya, Rogers secara berkesinambungan melakukan penelitian empiris untuk mendukung teori perkembangannya maupun pendekatan terapinya. Mungkin lebih dari para pakar teori terapis lainnya, Rogers menunjukkan keseimbangan antara pemikiran yang tidak kaku dan studi yang rasional yang dapat memperluas pengetahuan tentang bagaimana manusia merasa dan berpikir.

Nahh...kurang lebih seperti itu lah penjelasan singkat mengenai Carl Rogers sebagai pencetus terapi tersebut, selanjutnya kita akan membahas mengenai Konsep dasar atas Person Centered Therapy.

Konsep Dasar Person-Centered Therapy

 Pendekatan person-centered therapy menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Terapi ini berfokus pada bagaimana membantu dan mengarahkan klien pada pengaktualisasian diri untuk dapat mengatasi permasalahannya dan mencapai kebahagiaan. Konsep dasar dari terapi ini adalah hal-hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self) dan aktualisasi diri.

Menurut Rogers (1959), bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman sebagai "aku" (I) atau "diriku" (me). Kemudian, bayi secara bertahap menjadi sadar akan identitasnya sendiri saat mereka belajar apa yang terasa baik dan terasa buruk, apa yang terasa menyenangkan dan tidak menyenangkan. Selanjutnya, mereka mulai untuk mengevaluasi pengalaman mereka sebagai pengalaman positif dan negatif, menggunakan kecenderungan aktualisasi sebagai kriteria.

Saat bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi diri merupakan bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan itu sendiri. Secara singkat, aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk  mengaktualisasikan diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran. Rogers mengajukan dua subsistem, yaitu konsep diri (self-concept) dan diri ideal (ideal-self).

  • Konsep Diri

Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari oleh individu tersebut. Konsep diri tidak identik dengan diri organismik. Bagian-bagian diri organismik berada di luar kesadaran seseorang atau tidak dimiliki oleh orang tersebut.

Saat manusia sudah membentuk konsep dirinya, ia akan menemukan kesulitan dalam menerima perubahan dan pembelajaran yang penting. Pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri mereka biasanya disangkal atau hanya diterima dengan bentuk yang telah didistorsi atau diubah.

  • Diri Ideal

Diri ideal didefinisikan sebagai pandangan seseorang atas diri sebagaimana yang diharapkannya. Diri ideal meliputi semua atribut, biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan yang besar antara diri ideal dengan konsep diri mengindikasikan inkongruensi dan merupakan kepribadian yang tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis akan mellihat sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan apa yang mereka inginkan secara ideal.

Tujuan Terapi

 Rogers (1980) memberikan penjelasan sesuai dengan logika bahwa ketika seseorang merasakan sendiri bahwa mereka dihargai dan diterima tanpa syarat, mereka menyadari bahwa mungkin untuk pertama kalinya mereka dapat dicintai. Sehingga, tujuan dari person-centered therapy adalah untuk membuat klien/pribadi seseorang dapat menghargai dan menerima diri mereka sendiri dan untuk mempunyai penerimaan positif yang tidak bersyarat terhadap diri mereka. 

Teknik-Teknik Person-Centered Therapy

Terapi ini tidak memiliki metode atau teknik yang spesifik, sikap-sikap terapis dan kepercayaan antara terapis dan klienlah yang berperan penting dalam proses terapi. Terapis membangun hubungan yang membantu, dimana klien akan mengalami kebebasan untuk mengeksplorasi area-area kehidupannya yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Terapis memandang klien sebagai narator aktif yang membangun terapi secara interaktif dan sinergis untuk perubahan yang positif. Dalam terapi ini pada umumnya menggunakan teknik dasar mencakup mendengarkan aktif, merefleksikan perasaan-perasaan atau pengalaman, menjelaskan, dan “hadir” bagi klien, namun tidak memasukkan pengetesan diagnostik, penafsiran, kasus sejarah, dan bertanya atau menggali informasi. Untuk terapis person centered, kualitas hubungan terapi jauh lebih penting daripada teknis. Terapis harus membawa ke dalam hubungan tersebut sifat-sifat khas yang berikut;

  1. Menerima Terapis menerima pasien dengan respek tanpa menilai atau mengadilinya entah secara positif atau negatif. Pasien dihargai dan diterima tanpa syarat. Dengan sikap ini terapis memberi kepercayaan sepenuhnya kepada kemampuan pasien untuk meningkatkan pemahaman dirinya dan perubahan yang positif.
  2. Keselarasan (congruence) Terapis dikatakan selaras dalam pengertian bahwa tidak ada kontradiksi antara apa yang dilakukannya dan apa yang dikatakannya.
  3. Pemahaman Terapis mampu melihat pasien dalam cara empatik yang akurat. Dia memiliki pemahaman konotatif dan juga kognitif.
  4. Mampu mengkomunikasikan sifat-sifat khas ini Terapis mampu mengkomunikasikan penerimaan, keselarasan dan pemahaman kepada pasien sedemikian rupa sehingga membuat perasaan-perasaan terapis jelas bagi pasien.
  5. Hubungan yang membawa akibat Suatu hubungan yang bersifat mendukung (supportive relationship), yang aman dan bebas dari ancaman akan muncul dari teknik-teknik diatas.
Yaaa jadi kurang lebih seperti itulah Person Centered Therapy. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangannya dalam postingan ini. Semoga bermanfaat :)

                                                                                                   Wallaikum salam Wr. Wb

Sumber :


Feist, J & Feist, G. J.(2013).Teori Kepribadian.Jakarta: Salemba Humanika
Latipun.(2008).Psikologi Konseling.Malang: UMM Press                                                    

Palmer, Stephen. 2010. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial Untuk Psikologi dan Psikiatri. Bandung: PT Refika Aditama.

Sunday, March 20, 2016

Terapi Humanistik Eksistensial

Assalamualaikum Wr Wb

Pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai terapi humanistik eksistensial. Masih kembali dalam rangka menyelesaikan tugas softskill psikoterapi, seperti biasa sebelum kita membahas mengenai terapinya, akan lebih bijak jika kita membahas arti dari Humanistik dan Eksistensial.

Apa sihh Humanistik dan Eksistensial??

Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.

Nahh jadi yang dimaksud Terapi eksistensial humanistik ialah terapi yang sesuai dalam memberikan bantuan kepada klien. Karena teori ini mencakup pengakuan eksistensialisme terhadap kekacauan, keniscayaan, keputusasaan manusia kedalam dunia tempat dia bertanggung jawab atas dirinya.

Apa sih tujuannya??

Tujuan dari terapi eksistensial ini ialah untuk membantu individu menemukan nilai, makna, dan tujuan dalam hidup manusia sendiri. Juga diarahkan untuk membantu klien agar menjadi lebih sadar bahwa mereka memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, dan kemudian membantu mereka membuat pilihan hidup yang memungkinkannya dapat mengaktualisasikan diri dan mencapai kehidupan yang bermakna

Dibawah ini adalah konsep-konsep utama yang terdapat dalam terapi humanistik eksistensial:
  • 1.      Kesadaran diri    
       Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu.
  • 2.      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan

Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing).
  • 3.      Penciptaan makna

Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan

Setelah membahas mengenai konsepnya, kita akan bahas tentang tekniknya, berikut:

Teknik Terapi

Teknik utama eksistensial humanistik pada dasarnya adalah penggunaan pribadi konselor dan hubungan konselor-konseli sebagai kondisi perubahan. Namun eksistensial humanistik juga merekomendasikan beberapa teknik (pendekatan) khusus seperti menghayati keberadaan dunia obyektif dan subyektif klien, pengalaman pertumbuhan simbolik (suatu bentuk interpretasi dan pengakuan dasar tentang dimensi-dimensi simbolik dari pengalaman yang mengarahkan pada kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan makna, dan pertumbuhan pribadi).

Teknik dalam terapi ini antara lain:
  • Penerimaan
  • Rasa hormat
  • Pemahaman
  • Menentramkan hati
  • Pertanyaan terbatas
  • Memantulkan pertanyaan dan perasaan

Kemudian terakhir adalah tahapannya, berikut :

Pada saat terapis menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat itulah proses terapeutik berada pada saat yang terbaik. Penemuan kreatifitas diri terapis muncul dari ikatan saling percaya dan kerjasama yang bermakna dari klien dan terapis. Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap yaitu:

  1. Tahap pertama, konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
  2. Pada tahap kedua, klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
  3. Tahap ketiga berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya.
Sekian postingan saya mengenai Terapi Humanistik Eksistensial, mohon maah atas kekurangannya, Semoga Bermanfaat :)



Sumber:
Wikipedia.org

Corey, Gerald. (1995). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung : PT. Eresku.

Saturday, March 12, 2016

TERAPI PSIKOANALISIS

Assalamualaikum wr. wb

Pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai terapi psikoanalisis. Mungkin bagi orang awam akan bingung dengan istilah psikoanalisis/psikoanalisa. Oleh karena itu saya disini yang dalam rangka menyelesaikan tugas softskill yang diberikan oleh bu Ajeng selaku dosen psikoterapi juga akan menjelaskan secara rinci apa itu TERAPI PSIKOANALISIS.

Tapi alangkah baiknya sebelum kita membahas apa itu terapi psikoanalisis, kita akan membahas apa itu PSIKOANALISIS.

Psikoanalisis ialah sebuah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Bagi yang belum mengenal siapa sih Sigmund freud? Beliau dikenal sebagai bapak dari psikologi sekaligus pencetus psikoanalisis. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.

Okee kembali lagi ke psikoanalisis, Psikoanalisis secara umum berarti suatu pandangan tentang manusia, dimana ketidaksadaran memegang peranan sentral. Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling bertentangan, baik dari dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.

 Nahh kemudian ada 3 konsep utama dari psikoanalisis yaitu 
     
              1.   Id
           Ialah segala suatu cara memperoleh kepuasan sehingga disebut sebagai prinsip kesenangan
2           2    Ego
           Berfungsi sebagai penengah antara id dan superego
3           3  Superego
           Ialah segala suatu yang ideal yang berhubungan dengan nilai ataupun moral

Yupp itu tadi adalah sekilas info mengenai apasih psikoanalisis, agar tidak semakin bingung langsung saja kita bahas terapi psikoanalisis

Dalam terapi psikoanalisis ada 5 teknik dasar yang digunakan, berikut adalah penjelasannya :

        1. Asosiasi bebas 
       
      Suatu metode/teknik pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu. Pasien secara bebas mengungkapkan segala hal yang ingin dikemukakan, termasuk apa yang selama ini ditekan di alam bawah sadar. Jadi disini pasien mengungkapkan tanpa dihambat atau dikritik. Namun, ada hal yang menjadi salah satu hambatannya yaitu pasien melakukan mekanisme pertahanan diri saat mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Maka, pasien diminta untuk berbaring di dipan khusus dan psikoanalisnya duduk di belakang. Pasien dan psikoanalis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan pasien dapat mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau terhambat oleh terapis.

     2. Penafsiran 

      Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.

     3. Analisis Mimpi 

    Adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada pasien atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi merupakan jalan keluar menuju kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran yang ditekan di alam bawah sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang,  menakutkan, dan sudah pada taraf mengganggu.

      4. Analisis Resistensi 

      Adalah dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada pasien sehingga pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut. Setelah klien bisa menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah tingkah lakunya.

      5.  Analisis Transferensi/Pengalihan

      Adalah teknik utama dalam terapi psikoanalis karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya.

Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis

       Kelebihan

1         Dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
2         Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
3         Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat.

Kekurangan 

 1     Memakan banyak biaya bagi klien
 2    Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi
·                        3    Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
·                        4     Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi jenuh

Tujuan dari terapi psikoanalisis
1        Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang       tak disadari didalam diri klien
2        Fokus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak

Sekian postingan saya kali ini, mohon maaf apabila masih banyak kekurangannya. Semoga bermanfaat :)

                                                                                                  wassalammualaikum wr.wb


Sumber :

wikipedia.org

http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21332/TERAPI+PSIKOANALISIS.doc

http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/61033-10-411390766721.doc

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality (7th ed.). New York: McGraw-Hill.