Pendahuluan
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibanding makhluk-makhluk
lainnya. Karena manusia diberikan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk
lainnya yaitu akal pikiran, hewan memang memiliki otak namun tidak memiliki
akal pikiran. Akal pikiran tidak hanya sebatas digunakan manusia dalam kegiatan
kehidupannya, seperti beraktivitas, bersosialisasi, dan lain-lain namun juga
dalam penentuan mana yang baik dan mana yang tidak baginya dalam kehidupannya.
Dan pemikiran manusia tentu berubah dalam disetiap perkembangannya mulai dari
tahap balita hingga tahap dewasa.
Sejak seorang bayi lahir, bayi tersebut sudah memiliki akal pikiran. Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut tumbuh menjadi balita. Pada masa balita ini alam pikiran sedikit demi sedikit mulai bekembang. Perkembangan
manusia dapat disebabkan oleh banyak hal, pertama, keinginan dari orang
tersebut untuk berubah atau rasa ingin tahu. Setiap manusia pasti memiliki rasa
ingin tahu, rasa ingin tahu tersebut yang membuat manusia cepat berkembang
pemikirannya. Kedua, sosialisasi mereka dengan lingkungannya.
Yang dimaksud
lingkungan disini bisa lingkungan keluarga, teman, kelompok dan sebagainya.
Kenapa demikian?? karena melalui sosialisasi dengan lingkungan pengetahuan kita
tentu bertambah, mungkin karena pengalaman mereka atau pemikiran mereka yang
dapat jadi pelajaran bagi kita untuk kedepannya. Dan yang ketiga tentunya dari
pengalaman hidup kita. Karena setiap aktivitas atau kegiatan kita pasti
memberikan pengalaman baik maupun buruk yang menjadi patokan bagi kita dalam
bertindak kedepannya.
Diasah
terus menerus, berusaha dengan keras mencari hal-hal baru, membuat suatu
percobaan, belajar dari pengalaman-pengalaman manusia lain, hal-hal itu lah
yang bisa membuat pikiran kita terbuka, dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, dapat mencetuskan ide-ide baru, dapat memecahkan masalah, dan
juga dapat memikirkan berbagai hal sehingga pikiran kita sudah pasti dapat
dikatakan berkembang.
Jadi intinya dari penjelasan-penjelasan saya, saya dapat
menyimpulkan bahwa manusia terlahir ke dunia ini dengan memiliki kodrat untuk
mengetahui segala aspek yang dilihat dan dirasakan dalam kehidupan. Manusia
juga pasti selalu memiliki rasa tidak puas dan rasa ingin tahu, karena manusia
selalu memiliki pikiran-pikiran baru dan terus mencoba mengembangkan
pikiran-pikiran tersebut, terhitung dari sejak lahir hingga akhir hayat
manusia.
METODE
ILMIAH
Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam
mempelajari ilmu ilmiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak
harus selalu berurutan. Langkah demi langkah seperti contoh yang tercantum
berikut ini, yang penting ialah pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan
umum (generalisasi) yang didasarkan atas data dan uji dengan data bukan oleh
keinginan, prasangka, kepercayaan atau pertimbangan lain.
A.
Langkah – langkah penerapan metode ilmiah
1.
Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah.
Masalah yang
dihadapi atau ditemukan ketika mengadakan kontak dengan fakta dan gejala alam
harus diketahui dengan pasti, yakni fakta-fakta yang terorganisasi yang relevan
untuk memecahkan masalah itu.
2.
Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang
bersifat sementara.
Ada dua
pendekatan untuk memperoleh hipotesis atau dugaan yang mungkin benar yaitu :
a. Pendekatan
pertama, yang disebut pendekatan induksi, diawali dengan pengumpulan data yang
didapat dari observasi dan kemudian menggunakan data itu sebagai dasar
perumusan hipotesis.
b. Pendekatan
kedua yang disebut pendekatan deduktif, merupakan cara yang lebih sederhana,
khususnya jika kita sangkutkan dengan situasi yang sudah dikenal.
3.
Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan salah satu
unsur keberhasilan ilmu alamiah dalam memecahkan masalah, ialah bahwa ilmu
alamiah tidak menerima kesimpulannya sendiri, tidak memandang bagaimana dapat
dipercaya atau luasnya data di mana kesimpulan itu didasarkan, juga bagaimana
baiknya kesimpulan itu cocok dengan gagasan sebelumnya.
Di dalam ilmu
alamiah suatu kesimpulan bersifat sementara, kesimpulan adalah suatu yang harus
diuji. Penguji seperti itu memerlukan data tambahan.
Data yang diperoleh
guna pengujian terhadap generalisasi tersebut yaitu catatan observasi secara
teliti, yang dapat diperoleh dengan observasi bebas yaitu observasi yang
dilakukan dalam kondisi yang tidak terkendali dan observasi eksperimen (Kondisi
yang terkendali).
Data yang
diperoleh dianggap sah bila kedua observasi itu dapat diulangi oleh pengamat
yang lain. Kecermatan dan kejujuran merupakan persyaratan bagi pencari
kebenaran.
Data yang
diperoleh dari observasi tersebut dikumpulkan, dipilih, disusun, dan dikelompokkan,
dengan hasil bahwa keteraturan tertentu atau generalisasi menjadi jelas.
Tidak ada
pendapat manusia yang sempurna, karena itu tidak ada generalisasi yang dianggap
sempurna, walaupun generalisasi keilmuan dapat diselidiki secara kritis oleh
banyak peneliti, dan dalam kondisi tertentu mungkin generalisasi itu tidak
benar. Generalisasi yang tahan terhadap ujian waktu dan pengalaman, serta
diiterima sebagai hal yang benar, disebut hukum. Kebanyakan hukum telah kita
revisi bila ada informasi yang diperhatikan bahwa hukum-hukum itu tidak cepat
atau kurang mencukupi.
Hukum sipil
dapat diubah atau dihapuskan dan hukum sipil mencakup suatu perintah atas
kewajiban, sedangkan hukum keilmuan merupakan suatu pernyataan, uraian dan
bukan suatu perintah.
B.
Langkah operasional-operasional metode ilmiah.
Langkah-langkah
operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Perumusan
masalah, yang dimaksud dengan masalah di sini adalah pernyataan apa, mengapa,
ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti.
b. Penyusunan
hipotesis; yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang
menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh
pengetahuan yang ada.
c. Pengujian
hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang telah diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
d. Penarikan
kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian- penilaian
analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan telah
disetujui atau tidak.
Hipotesis
dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan
hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak.
Keseluruhan
langkah tersebut harus ditempuh melalui urutan yang teratur, langkah yang satu
merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keteranagan
tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang
disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara
empiris.
C.
keterbatasan dan keunggulan metode ilmiah
1.
keterbatasan
Metode ilmiah
dapat menghasilkan pengetahuan ilmiah. Kita telah mengetahui bahwa data yang
digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Kita
mengetahui pula bahwa pancaindera kita juga mempunyai keterbatasan kemampuan
untuk menangkap suatu fakta atau fenomena, sehingga kesimpulan yang diambil
dari fakta-fakta yang keliru itu juga akan keliru. Jadi, kemungkinan keliru
dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah
atau dengan kata lain kebenaran ilmu pengetahuan termasuk Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) bersifattentatif. Artinya, suatu pendapat yang disimpulkan dengan
menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama belum ada pendapat baru
yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila telah ditemukan
kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka pendapat
terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil suatu
kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu
illahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak, artinya tidak akan
berubah sepanjang masa.
Metode ilmiah
memang tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya Tuhan; metode ilmiah juga
tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk
atau sistem nilai, juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.
2. Keunggulan
Seperti telah
dijelaskan di muka ciri khas ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya
objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum itu akan membimbing kita pada
sikap ilmiah yang terpuji sebagai berikut :
a) Mencintai
kebenaran yang objektif, bersikap adil, dan itu semua akan menjurus ke arah
hidup yang bahagia.
b) Menyadari
bahwa kebanaran itu tidak absolut; hal ini dapat menjurus ke arah mencari
kebenaran itu terus menerus.
c) Dengan ilmu
pengetahuan, orang lalu tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun
untung-untungan karena segala sesuatu di alam semesta ini terjadi melalui suatu
proses yang teratur.
d) Ilmu
pengetahuan membimbing kita untuk ingin tahu lebih banyak. Ilmu pengetahuan
yang kita peroleh tentunya akan sangat membantu pola kehidupan kita.
e) Ilmu
pengetahuan membimbing kita untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi
berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima pendapat orang lain atau
bersikap toleran.
f) Metode
ilmiah bimbingan kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan
tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
g) Metode
ilmiah juga membimbing kita selalu bersikap optimis, teliti dan berani membuat
suatu pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar.
Demikian
postingan saya kali ini semoga dapat bermanfaat, sekian dan terimakasih ;)
No comments:
Post a Comment