My Music

Sunday, April 6, 2014

Ilmu alamiah dasar "Perkembangan alam pikiran manusia" dan Metode ilmiah





Pendahuluan
               Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibanding makhluk-makhluk lainnya. Karena manusia diberikan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk lainnya yaitu akal pikiran, hewan memang memiliki otak namun tidak memiliki akal pikiran. Akal pikiran tidak hanya sebatas digunakan manusia dalam kegiatan kehidupannya, seperti beraktivitas, bersosialisasi, dan lain-lain namun juga dalam penentuan mana yang baik dan mana yang tidak baginya dalam kehidupannya. Dan pemikiran manusia tentu berubah dalam disetiap perkembangannya mulai dari tahap balita hingga tahap dewasa.
              Sejak seorang bayi lahir, bayi tersebut sudah memiliki akal pikiran. Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut tumbuh menjadi balita. Pada masa balita ini alam pikiran sedikit demi sedikit mulai bekembang. Perkembangan manusia dapat disebabkan oleh banyak hal, pertama, keinginan dari orang tersebut untuk berubah atau rasa ingin tahu. Setiap manusia pasti memiliki rasa ingin tahu, rasa ingin tahu tersebut yang membuat manusia cepat berkembang pemikirannya. Kedua, sosialisasi mereka dengan lingkungannya.
                 Yang dimaksud lingkungan disini bisa lingkungan keluarga, teman, kelompok dan sebagainya. Kenapa demikian?? karena melalui sosialisasi dengan lingkungan pengetahuan kita tentu bertambah, mungkin karena pengalaman mereka atau pemikiran mereka yang dapat jadi pelajaran bagi kita untuk kedepannya. Dan yang ketiga tentunya dari pengalaman hidup kita. Karena setiap aktivitas atau kegiatan kita pasti memberikan pengalaman baik maupun buruk yang menjadi patokan bagi kita dalam bertindak kedepannya.
                Diasah terus menerus, berusaha dengan keras mencari hal-hal baru, membuat suatu percobaan, belajar dari pengalaman-pengalaman manusia lain, hal-hal itu lah yang bisa membuat pikiran kita terbuka, dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dapat mencetuskan ide-ide baru, dapat memecahkan masalah, dan juga dapat memikirkan berbagai hal sehingga pikiran kita sudah pasti dapat dikatakan berkembang.
                Jadi intinya  dari penjelasan-penjelasan saya, saya dapat menyimpulkan bahwa manusia terlahir ke dunia ini dengan memiliki kodrat untuk mengetahui segala aspek yang dilihat dan dirasakan dalam kehidupan. Manusia juga pasti selalu memiliki rasa tidak puas dan rasa ingin tahu, karena manusia selalu memiliki pikiran-pikiran baru dan terus mencoba mengembangkan pikiran-pikiran tersebut, terhitung dari sejak lahir hingga akhir hayat manusia.

METODE ILMIAH 



       Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu ilmiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan. Langkah demi langkah seperti contoh yang tercantum berikut ini, yang penting ialah pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) yang didasarkan atas data dan uji dengan data bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan atau pertimbangan lain.

A.    Langkah – langkah penerapan metode ilmiah

1.         Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah.
Masalah yang dihadapi atau ditemukan ketika mengadakan kontak dengan fakta dan gejala alam harus diketahui dengan pasti, yakni fakta-fakta yang terorganisasi yang relevan untuk memecahkan masalah itu.

2.         Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang bersifat sementara.
Ada dua pendekatan untuk memperoleh hipotesis atau dugaan yang mungkin benar yaitu :

a. Pendekatan pertama, yang disebut pendekatan induksi, diawali dengan pengumpulan data yang didapat dari observasi dan kemudian menggunakan data itu sebagai dasar perumusan hipotesis.
b. Pendekatan kedua yang disebut pendekatan deduktif, merupakan cara yang lebih sederhana, khususnya jika kita sangkutkan dengan situasi yang sudah dikenal.

3.         Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan salah satu unsur keberhasilan ilmu alamiah dalam memecahkan masalah, ialah bahwa ilmu alamiah tidak menerima kesimpulannya sendiri, tidak memandang bagaimana dapat dipercaya atau luasnya data di mana kesimpulan itu didasarkan, juga bagaimana baiknya kesimpulan itu cocok dengan gagasan sebelumnya.
Di dalam ilmu alamiah suatu kesimpulan bersifat sementara, kesimpulan adalah suatu yang harus diuji. Penguji seperti itu memerlukan data tambahan.
Data yang diperoleh guna pengujian terhadap generalisasi tersebut yaitu catatan observasi secara teliti, yang dapat diperoleh dengan observasi bebas yaitu observasi yang dilakukan dalam kondisi yang tidak terkendali dan observasi eksperimen (Kondisi yang terkendali).
Data yang diperoleh dianggap sah bila kedua observasi itu dapat diulangi oleh pengamat yang lain. Kecermatan dan kejujuran merupakan persyaratan bagi pencari kebenaran.
Data yang diperoleh dari observasi tersebut dikumpulkan, dipilih, disusun, dan dikelompokkan, dengan hasil bahwa keteraturan tertentu atau generalisasi menjadi jelas.
Tidak ada pendapat manusia yang sempurna, karena itu tidak ada generalisasi yang dianggap sempurna, walaupun generalisasi keilmuan dapat diselidiki secara kritis oleh banyak peneliti, dan dalam kondisi tertentu mungkin generalisasi itu tidak benar. Generalisasi yang tahan terhadap ujian waktu dan pengalaman, serta diiterima sebagai hal yang benar, disebut hukum. Kebanyakan hukum telah kita revisi bila ada informasi yang diperhatikan bahwa hukum-hukum itu tidak cepat atau kurang mencukupi.
Hukum sipil dapat diubah atau dihapuskan dan hukum sipil mencakup suatu perintah atas kewajiban, sedangkan hukum keilmuan merupakan suatu pernyataan, uraian dan bukan suatu perintah.

 B. Langkah operasional-operasional metode ilmiah.
Langkah-langkah operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Perumusan masalah, yang dimaksud dengan masalah di sini adalah pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti.

b. Penyusunan hipotesis; yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada.

c. Pengujian hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

d. Penarikan kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian- penilaian analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan telah disetujui atau tidak.
Hipotesis  dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu  mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak.
Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh melalui urutan yang teratur, langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keteranagan tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
                
C. keterbatasan dan keunggulan metode ilmiah


1. keterbatasan


Metode ilmiah dapat menghasilkan pengetahuan ilmiah. Kita telah mengetahui bahwa data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Kita mengetahui pula bahwa pancaindera kita juga mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta atau fenomena, sehingga kesimpulan yang diambil dari fakta-fakta yang keliru itu juga akan keliru. Jadi, kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran ilmu pengetahuan termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bersifattentatif. Artinya, suatu pendapat yang disimpulkan dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama belum ada pendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil suatu kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu illahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak, artinya tidak akan berubah sepanjang masa.


Metode ilmiah memang tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya Tuhan; metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.


2. Keunggulan


Seperti telah dijelaskan di muka ciri khas ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum itu akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji sebagai berikut :


a) Mencintai kebenaran yang objektif, bersikap adil, dan itu semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.


b) Menyadari bahwa kebanaran itu tidak absolut; hal ini dapat menjurus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.


c) Dengan ilmu pengetahuan, orang lalu tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan karena segala sesuatu di alam semesta ini terjadi melalui suatu proses yang teratur.


d) Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk ingin tahu lebih banyak. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh tentunya akan sangat membantu pola kehidupan kita.


e) Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran.


f) Metode ilmiah bimbingan kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.


g) Metode ilmiah juga membimbing kita selalu bersikap optimis, teliti dan berani membuat suatu pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar.

Demikian postingan saya kali ini semoga dapat bermanfaat, sekian dan terimakasih ;)


No comments:

Post a Comment