Pada postingan kali ini
saya akan membahas mengenai apa yang dimaksud LOGOTERAPI. Langsung saja kita
bahas :)
A. Pengertian
Logoterapi adalah
istilah dari Viktor E. Frankl untuk bentuk psikoterapinya yang didasarkan upaya
memfokuskan klien kepada sebuah pengenalan dan penerimaan dirinya sendiri
dengan cara-cara bermakna sebagai bagian dari suatu totalitas, termasuk dunia
nyata yang di dalamnya mereka harus berfungsi. Pendekatan Viktor E. Frankl
menyatukan elemen-elemen psikologi dinamik, eksistensialisme dan behaviorisme. Logoterapi
berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan
juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau
pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/
psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping
dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning
of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan
motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful
life) yang didambakannya.
B. Tujuan Logoterapi
Tujuan logoterapi
menyangkut beberapa hal. Terapis pertama-tama harus memperlebar dan meperluas
medan visual dari pasien sehingga seluruh spectrum makna dan nilai-nilai
disadari dan kelihatan olehnya. Dengan demikian, usaha pasien untuk berpusat
pada dirinya sendiri dipecahkan karena ia dikonfrontasikan dengan dan diarahkan
kepada makna hidupnya. Pemenuhan diri sendiri hanya bisa tercapai sejauh
manusia telah memenuhi makna konkret dari keberadaan pribadinya, terdapat 4
langkah dalam proses logoterapi antara lain
1. Menghadapi Situasi
Itu.
Diagnosis yang tepat
merupakan langkah pertama dalam terapi dan merupakan sesuatu yang penting.
Seluruh gangguan fisik pasien merupakan faktor-faktor fisik, psikologis, dan
spiritual. Tidak ada neurosis somatogenik, psikogenik, noogenik saja.. tujuan
diagnosis adalah menentukan sifat dari setiap faktor dan mengindentifikasi
faktor manakah yang dominan. Apabila faktor fisik yang dominan, maka kondisi
itu disebut psikosis,dan apabila faktor psikologis yang dominan maka kondisi
tersebut adalah neurosis. Sebaliknya, apabila faktor spiritual yang dominan
maka kondisi tersebut adalah neurosis noogenik.
2. Kesadaran akan
Simtom.
Dalam menangani
reaksi-reaksi neurosis psikogenik, logoterapi diarahkan bukan pada
simtom-simtom dan bukan juga pada penyebab psikis, melainkan sikap pasien
terhadap simtom-simtom tersebut. Dalam mengubah sikap pasien terhadap
simtom-simtom itu, logoterapi benar-benar merupakan suatu terapi yang
personalistik.
3. Mencari Penyebab
Logoterapi adalah suatu
terapi khusus bagi frustasi eksistensial (kehampaan eksistensial) atau frustasi
terhadap keinginan akan makna. Kondisi-kondisi ini jika menghasilkan
simtom-simtom neurotic, maka disebut neurosis noogenik. Logoterapi berurusan
dengan penyadaran manusia terhadap tanggung jawabnya karena tanggung jawab
merupakan dasar yang hakiki bagi keberadaan manusia. Tanggung jawab berarti
kewajiban, dan kewajiban tersebut hanya dapat dipahami dalam kaitanya dengan
makna, yakni makna hidup manusia. Jadi, logoterapi berkenaan dengan mana dalam
berbagai aspek dan bidang-bidangnya. Makna keberadaan itu dapat berupa makna
hidup dan mati.
4. Menemukan Hubungan
antara Penyebab dan Simtom
Neurosis kecemasan dan
keadaan fobia ditandai oleh kecemasan antisipatori yang menimbulkan kondisi
yang ditakuti pasien. Terjadinya kondisi tersebut kemudian memperkuat kecemasan
antisipatori yang mengakibatkan lingkaran setan sehingga pasien menghindar atau
menarik diri dari situasi-situasi tersebut, dimana ia merasakan bahwa
kecemasanya akan terjadi.
Dalam kasus-kasus yang
menyangkut kecemasan antisipatori, teknik logoterapi yang disebut intense
paradoksikal (paradoxical intention) sangat berguna
C. Teknik Logoterapi
Dijelaskan dalam Semiun
(2006) teknik-teknik logoterapi terdiri atas intensi paradoksikal, Derefleksi
dan Bimbingan Rohani.
1). Intensi
Paradoksikal
Teknik intensi
paradoksikal adalah teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks
dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi klien diajak mendekati
dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Teknik
ini pada dasarnya bertujuan lebih daripada perubahan pola-pola tingkah laku.
Lebih baik dikatakan suatu reorientasi eksistensial. Menurut logoterapi disebut
antagonisme psikonoetik yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan
atau memisahkan dirinya tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya
sendiri.
2). Derefleksi
Frankl (dalam Semiun,
2006) percaya, bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian
yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri
sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang
dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk
mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas
dari dirinya.
3). Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah
metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu
berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan
yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya.
Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan
menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna
di balik penderitaan tersebut.
Sekisn postingan dari saya, mohon maaf atas kekurangannya :) wassalam.
Sumber :
Wikipedia.org
Puspasari, D., & Alfian, I.N. (2012). Makna Hidup Penyandang Cacat Fisik Postnatal Karena Kecelakaan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental , 1(03)
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Ebook. Yogyakarta: Kanisius