Assalamualaikum wr. Wb.
Pada postingan kali ini masih dalam rangka penyelesaian
tugas, saya akan membahas mengenai system,karakteristik sistem, dengan tes APM
serta kaitannya. Tanpa panjang lebar langsung aja kita bahas.
Pengertian Sistem dan
Elemen Sistem
Pengertian
Sistem
Sistem berasal dari
bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang
terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali
bisa dibuat.
Sistem merupakan
kumpulan bagian-bagian atau sub-sub sistem yang disatukan dan dirancang untuk
mencapai suatu tujuan.
Tujuan dari sistem
tersebut adalah untuk mengorganisasikan sistem informasi yang baru agar dapat
mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada suatu organisasi, serta memberikan
pengertian mengenai suatu bentuk sistem yang ada pada suatu organisasi serta
trik-trik manageman yang berkaitan dengan sistem informasi manageman (SIM)
berbasis komputer.
Elemen-Elemen
Sistem
Elemen sistem adalah
bagian terkecil sistem yang dapat didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup
besar yang terdiri dari subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada
tingkatan yang paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu.
Elemen – elemen sistem
terdiri dari :
Energi : Memiliki
atribut yaitu jumlah dan ongkos energi.
Tenaga Kerja : Memiliki
atribut yaitu jumlah tenaga kerja dan upah.
Mesin atau Peralatan :
Memiliki atribut yaitu jenis, jumlah, dan kapasitas.
Bahan Baku : Memiliki
atribut yaitu harga bahan baku, jumlah bahan baku dan ongkos.
Bahan produk : Memiliki
atribut jumlah permintaan, jumlah produk dan harga jual.
Tujuan
Setiap sistem memiliki
tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi
pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah
dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang
lain berbeda.
Mekanisme
Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian
(control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang
mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan
maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai
dengan tujuan.
Masukan
(input)
Masukan (input) sistem
adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan
yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik)
maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah,
sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa
pelanggan).
Proses
Proses merupakan bagian
yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang
berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga
bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau
limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat
berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan
pasien.
Keluaran
(output)
Keluaran (output)
merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa
suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
Karakteristik
Sistem Informasi
Suatu sistem bisa
dikatakan sebagai sebuah sistem informasi apabila memnuhi karakteristik utama
dari sebuah sistem informasi. Karakteristik utama ini menunjukkan bahwa sebuah
sistem memang benar-benar sebuah sistem yang dapat memberikan arus informasi
dari host menuj usernya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang
dimiliki oleh sistem informasi:
a. Memiliki
Komponen
Karakteristik pertama
dari sebuah sistem informasi adalah memilki komponen. Komponen ini merupakan
bagian dari sebuah sistem interaksi, dimana keseluruhan komponen tersebut
saling berinteraksi satu sama lain. Setiap komponen atau yang bisa juga disebut
sebagai subsistem di dalam sebuah sistem informasi memiliki sifat untuk
menjalankan fungsi-fungsi tertentu di dalam sebuah sistem informasi. Jadi,
apabila subsitem atau komponen dari sistem informasi ini tidak dapat bekerja
optimal, maka keseluruhan sistem informasi yang diimplementasikan tidak akan
dapat berjalan secara optimal.
b. Memiliki
Batasan atau Boundary
Karakteristik dari
sebuah sistem informasi berikutnya adalah sebuah sistem informasi haruslah
memiliki sebuah batasan sistem atau yang dikenal dengan istilah boundary.
Batasan ini merupakan pembatas dari sebuah sistem informasi dengan sistem
informasi lainnya, yang membuat sistem informasi tersebut menjadi satu buah
kesatuan sistem informasi yang utuh, dan menunjukkan ruang lingkup yang dimilki
oleh sistem informasi tersebut. adi, dengan adanya boundary ini, seuah sistem
informasi tidak akan bekerja saling tumpang tindih satu sama lainnya, dan dapat
berfungsi sesuai dengan tugas dan juga perannya amsing-masing.
c. Memiliki
Lingkungan Luar dari Sistem atau Environment
Karakteristik dari
sistem informasi berikutnya adalah memilki lingkungan luar dari sebuah siste,
atau yang disebut dengan environment. Environment merupakan keseluruhan sistem
dan juga lingkungan yang berad di luar batasan atau boundary dari sebuah sistem
informasi. Sebuah sistem akan disebut sebagai sistem informasi, apabila sistem
tesebut memilki batasan atau boundary, dan juga memiliki lingkungan luar yang
berbatasan langsung dengan sistem informasi tersebut.
d, Memiliki
Interface
Interface atau antar
muka merupakan karakteristik berikutnya yang harus dimilki oleh sebuah sistem
informasi. Ya, suatu sistem akan dianggap sebagai sebuah sistem informasi yang
dapat dioperasikan dengan baik dan juga optimal apabila sistem informasi tersebut
memilki interface atau antar muka. Interface atau antarmuka ini merupakan media
yang digunakan untuk dapat menghubungkan sebuah komponen atau subsistem yang
terdapat pada sebuah sistem informasi.
Hal ini mengacu pada
karakteristik pertama pada sebuah sistem informasi, dimana sistem informasi
memilki beberapa komponen dan juga subsistem yang menjadi dasar terbentuknya
suatu keseluruhan sistem. Keseluruhan komponen dan juga subsitem tersebut di
hubungkan dengan apa yang disebut denan interface.
Berarti, sudah jelas
terlihat, apabila suatu sistem informasi tidak memiliki interface, maka sistem
tersebut tidaka akan dapat berjalan dengan optimal.
e. Memiliki
Input atau Masukan Sistem
Karakteristik
berikutnya dari sebuah sistem informasi adalah sistem input atau masukan. Input
system atau sistem masukan ini meruapakan jenis energy yang digunakan untuk
dimasukkan ke dalam suatu sistem. Masukan atau input ini terdiri dari dua
jenis, yaitu:
a.
Maintenance Input
Maintenance
input merupakan input yang berhubungan dengan perawatan suatu sistem, dimana
merupakan sebuah energy yang dimasukkan ke dalam sistem informasi, agar sistem
informasi tersebut bisa berjalan dengan baik dan optimal.
b.
Signal input
Signal
input merupakan energy yang merupakan sinyal, yang artinya, energy ini sangat berpengaruh
terhadap proses transfer dan juga transmisi data atau informasi yang dimiliki
sebuah host untuk diteruskan melalui sistem informasi menuju keluaran atau
output.
f. Memiliki
Output atau Keluaran dari Sebuah Sistem
Output atau keluaran
merupakan karakteristik dari sistem informasi yang berikutnya. Output merupakan
keluaran energy atau hasil yang diteruskan oleh input. Hasil atau output ini
bisa berupa tampilnya data dan juga informasi yang muncul pada display user,
yang berisi informasi. Dengan adanya output ini , maka setiap user yang
menggunakan sistem informasi dapat mengakses dan juga memanfaatkan layanan
informasi yang ditujukkan kepada dirinya, sehingga membuat sistem informasi
dapat bekerja dengan optimal dan bermanfaat.
g. Memiliki
Pengolah dan Pemrosesan Sistem
Karakteristik
berikutnya yang harus dimilki oleh sistem informasi adalah sebuah pengolah data
atau pemrosesan sistem. Pengolah data atau pemrosesan sistem ini merupakan
komponen atau bagian di dalam sebuah sistem informasi yang memilki tugas utama
untuk memproses input dari sebuah sistem informasi menadi keluaran atau output
dari sebuah sistem informasi.
Singkatnya, processing
system ini membantu proses pengolahan data secara keseluruhan yang ada did alam
sebuah sistem informasi, lalu mentransmisikan hasil dari pengolahan data
tersebut menuju output yang dikeluarkan oleh sistem dan dapat diakses oleh
user.
h. Memiliki
Sasaran dari Sistem
Karakteristik terakhir
merupakan karakteristik yang mungkin paling penting dari sebuah sistem
informasi. Karakteristik tersebut adalah sasaran dari sistem. Ya, sasaran dari
sistem merupakan analisis berupa siapa saja yang akan menggunakan sistem
informasi ini. Tanpa adanya sasaran dari pembuatan sistem, maka sudah pasti
sebuah sistem informasi tidak akan bisa bermanfaat dan juga berguna.
Misalnya adalah, sebuah
sistem informasi diimplementasikan untuk para auditor dan juga akuntan. Maka
jenis dari sistem informasi yang akan diimplementasikan dan juga dikembangkan
adalah jenis dari sistem informasi akuntasi, yang berisi data – data keuangan
suatu eprusahaan dan juga organisasi.
TES APM (Advanced
Progressive Matrices)
APM merupakan salah
satu alat tes non verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal
pengertian dan melihat hubungan-hubungan bagian gambar yg tersaji serta
mengembangkan pola fikir yang sistimatis penyajiannya dapat dilakukan secara
klasikal dan individu.
APM tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi
menyatakan hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa
kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu:
Grade I : Kapasitas intelektual Superior.
Grade II : Kapasitas intelektual Di atas
rata-rata
Grade III : Kapasitas intelektual Rata-rata.
Grade IV : Kapasitas intelektual Di bawah
rata- rata.
Grade V : Kapasitas intelektual Terhambat.
Tujuan dari test APM
yaitu :
a. Untuk mengukur kemampuan intelektual orang
normal, tanpa batasan waktu umur dan dipakai diatas 11 tahun.
b. Digunakan untuk
kemampuan observasi.
c. Untuk mengukur tingkat
inteligensi.
d. Untuk analisis tujuan
klinis.
Mengenai Tes APM ini,
bisa disajikan secara individual maupun klasikal dan tes APM ini bisa untuk
membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual
diatas normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior sekalipun. Kalau mau
tahu nama aslinya adalah Advanced Progressive Matrices yang disusun oleh
J.C.Raven pada tahun 1943. Nah, khusus di Indonesia tes APM ini memiliki dua
set yakni Set I dan Set II.
Tes ini disajikan dalam
bentuk buku Set I berisikan 12 butir soal tes dan Set II berisikan 36 butir
soal tes. Waktu yang dipelukan untuk mengerjakan tes ini adalah 45 menit,
dimana 5 menit untuk pengerjaan Set I
dan 40 menit untuk Set II. Tentu waktu disini diluar waktu instruksi yang disampaikan
oleh tester. Sebagai syarat tes yang baik APM juga memenuhi kaidah Reliabilitas
dan Validitas sebuah alat tes.
Seiring dengan
perkembangan jaman, tes APM pun dibuat versi aplikasinya sehingga lebih mudah
dalam penggunaannya, seperti pada gambar berikut. Tentunya bila dijadikan
aplikasi maka tes APM tersebut akan menggunakan system-sistem agar bisa
dijalankan. Dan sudah pasti bila menggunakan system maka didalamnya akan
terdapat input, process, output dan ,macam-macam karakteristik system sehingga
aplikasi tersebut dapat berfungsi seperti yang diinginkan
Model Sistem Informasi Psikologi (secara manual): Tes APM
Secara Komputerisasi
Penggunaan sistem informasi dalam tes psikologi akan sangat
membantu, seperti pada tes APM. Ketika tes untuk mengukur intelegensi ini
memiliki progam sendiri, testee akan dipermudah
untuk mengetahui hasil dari tesnya. Hasil tes akan muncul sesaat testee
selesai mengerjakan tes APM. Dan juga dengan adanya pengembangan tes APM dengan
menggunakan komputer ini akan meningkatkan kualitas tes itu sendiri karena akan
mengurangi human eror dalam hal skoring.
Gambar model Tes APM komputerisasi secara manual
Sekian postingan saya
kali ini semoga bermanfaat.
Referensi :
Hartono, J. (2001). Analisis & desain sistem informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi.
Yakub. (2012). Pengantar sistem informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.